DUA ALASAN YAHUDI MENYALIB YESUS MENURUT INJIL YOHANES

Admin
0
Image

 Setiap orang Kristen telah diindoktrinasi semenjak ia masih kanak-kanak bahwa kematian Yesus di tiang salib sudah merupakan rencana Yesus sendiri yang konon telah disampaikannya di hadapan murid-muridnya, dan oleh karenanya, harus digenapi.
Apa sebenarnya yang melatarbelakangi kebencian orang-orang Yahudi kepada Yesus hingga mereka harus menyalibnya? Berikut ini dua alasan orang-orang Yahudi menyalib Yesus menurut Injil Yohanes.



1. Alasan Perzinahan.

Orang-orang Yahudi menuduh Yesus sebagai orang yang lahir dari hasil perzinahan Maria, ibunya, dengan laki-laki. Berikut kutipan ayat-ayatnya:
Tetapi yang kamu (orang-orang Yahudi) kerjakan ialah berusaha membunuh Aku (Yesus); Aku seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah." (Yohanes 8:40-41)
Dalam kutipan ayat-ayat di atas, orang-orang Yahudi menyindir Yesus bahwa mereka bukanlah orang-orang yang lahir dari hasil perzinahan kedua orang tuanya. Kalimat ini merupakan sindiran terhadap Yesus yang mereka anggap sebagai orang yang lahir dari hasil perzinahan kedua orang tuanya.

Konsekuensi dari tuduhan tersebut adalah orang-orang Yahudi menolak segala predikat baik yang melekat pada diri Yesus, baik sebagai guru, imam, pemimpin, raja, nabi, rasul, apalagi sebagai Tuhan.



2. Alasan Klaim sebagai Anak Allah.


Orang-orang Yahudi menuduh Yesus telah menghujat Allah karena dia konon telah menyatakan dirinya sebagai Anak Allah. Berikut kutipan ayat-ayatnya:

Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau (Yesus), melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." ....masihkah kamu (orang-orang Yahudi) berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku (Yesus) telah berkata: Aku Anak Allah? (Yohanes 10:33,36)
Dari tuduhan tersebut, orang-orang Yahudi bersepakat untuk membunuh Yesus, karena menurut mereka, hukuman bagi orang yang menghujat Allah adalah hukuman mati, sebagaimana perintah Tuhan dalam Kitab Imamat berikut ini:


Siapa yang menghujat nama TUHAN, pastilah ia dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh seluruh jemaah itu. Baik orang asing maupun orang Israel asli, bila ia menghujat nama TUHAN, haruslah dihukum mati.[/i] (Imamat 24:16)

Berkenaan dengan hukuman mati Yesus di tiang salib, orang-orang Yahudi menganggap Yesus sebagai manusia terkutuk di muka bumi, sebagaimana catatan Kitab Ulangan berikut ini:

"Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian [u]kaugantung dia pada sebuah tiang, maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu."
(Ulangan 21:22-23)



KOMENTAR:


Itulah dua alasan orang-orang Yahudi menyalib Yesus. Semenjak Yesus dilahirkan hingga dewasa, orang-orang Yahudi tetap berpendapat bahwa Yesus adalah orang yang lahir dari hasil perzinahan ibunya, Maria, dengan laki-laki --meski mereka tidak dapat membuktikan siapa laki-laki itu--, sehingga mereka menolak Yesus sebagai utusan Allah. Segala mukjizat yang ditunjukkan Yesus, mereka anggap sebagai tindakan sihir. Lebih jauh, jika orang-orang Yahudi harus menerima Yesus sebagai utusan Allah, maka konsekuensinya mereka harus menerima ramalan Yesus tentang kedatangan Penghibur setelah kepergiannya, yang akan membawa bangsa Israel menuju syariat baru. Tentu saja, kedatangan Penghibur yang diramalkan Yesus ini membuat para imam dan ahli taurat resah, karena ajarannya akan menghancurkan kebiasaan dan adat-istiadat nenek moyang bansa Yahudi. Oleh karenanya, para imam dan ahli taurat mencari solusi untuk tetap mempertahankan kebiasaan dan adat-istiadatnya, yaitu dengan cara membunuh Yesus dan menghancurkan segala ajarannya (Yohanes 11:47-53). Sebelumnya, secara berurutan, orang-orang Yahudi telah membunuh dua orang utusan Allah, yaitu Zakharia dan Yohanes Pembaptis (Lukas 11:51/Matius 23:35; Markus 6:27).

Namun demikian, apakah yang disalib itu benar-benar Yesus, seorang utusan Allah bagi umat Israel? Ingatlah kembali dua nama orang yang disodorkan oleh Pontius Pilatus untuk dibebaskan, yaitu Yesus Kristus (Isa al-Masih) dan Yesus Barabas (Yesus bar Abbas atau Yesus Anak Allah), yang akhirnya konon Pilatus membebaskan Yesus Barabas (Yesus Anak Allah), seorang tokoh pemberontak paramiliter terkenal pada masa itu, dan menyerahkan Yesus Kristus kepada orang-orang yahudi untuk disalibkan. Mungkin sekali, Yesus Barabas inilah orang yang mengklaim dirinya sebagai Anak Allah, kemudian melemparkan klaimnya kepada Yesus Kristus. Dan ingatlah kembali mukjizat Yesus yang bisa merubah dan berubah wujud sebagaimana dijelaskan dalam Injil Risalah Kedua Set Agung.
Bagaimanapun juga, kedua alasan Yahudi di atas, telah didistorsi sedemikian rupa oleh para the founding father Kristen (Paulus cs) --lebih dari 30 tahun kemudian setelah peristiwa penyaliban itu-- sehingga seolah-olah kematian orang yang diduga Yesus di tiang salib itu merupakan rencana/nubuat Yesus yang harus digenapi, dan sekaligus untuk menebus dosa-dosa manusia. Nau'dzubillaahi min dzaalik!


Wassalaam.

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)
Portal ini dalam pengembangan
To Top